Nutrient Film Technique
Nutrient Film Technique or NFT is a hydroponic technique whereby a very shallow stream of water containing all the dissolved nutrients required for plant growth is recirculated past the bare roots of plants in a watertight gully, also known as channels. Ideally, the depth of the recirculating stream should be very shallow, little more than a film of water, hence the name 'nutrient film'. This ensures that the thick root mat, which develops in the bottom of the channel, has an upper surface which, although moist, is in the air.
Greenhouse Technology
A greenhouse is a structure with a different types of covering materials, like glass or plastic roof and frequently glass or plastic walls; it heats up because incoming visible solar radiation (for which the glass is transparent) from the sun is absorbed by plants, soil, and other things inside the building.
Friday, December 20, 2013
Surabaya oh Surabaya
Sunday, May 19, 2013
Nongol Lagi

Eh balik lagi deh ke blog ni...
udah lama juga ga ngeblog... ternyata udah 2 tahun dari postingan terakhir.
Padahal dulu pengen banget ngeblogging tiap ada hal yang menarik...
Maklum 2 tahun ini aw ngilang ke negri sebrang... huaahaaa...
Iye maksudnye kerja ke pelosok dunia di kebon sawit jadi semua serba terbatas...
Jadi ceritanye setelah dari Rindam aw ke Riau terus ke Kaltim trus balik lagi deh sekarang ke Jakarta.
Pokoknye banyak nyang pengen diceritain deh... termasuk ehm ehm...
termasuk perubahan status aw dari lajang jadi udah beristri... alhamdulillah....
Pengen sih cerita satu persatu pengalaman yang aw udah dapetin selama berkelana tapi berhubung ini nulis di warnet entar aja deh kalo laptop udah sembuh syukur2 bisa ada yang baru... aminnn... soalnye laptopnye rusak total abis pulang dari kebon...
Tungguin aje deh ntar postingan nyang laennye....
Thursday, June 2, 2011
18 Hari Digojlok ala Militer
Eh udah lama nih kagak nulis cerita di blog. Tapi sekarang kondisinye udeh beda lagi. Kalo dulu statusnye masih mahasiswa terus berubah jadi pemburu kerja, sekarang udeh jadi setengah karyawan.
Friday, April 29, 2011
S2 atau Berkarir ?
Akhirnya semua peluang saya coba. Dimulai dengan melamar sebagai calon karyawan di beberapa perusahaan dan melamar sebagai calon penerima beasiswa Monbukagusho dari pemerintah Jepang lewat jalur khusus. Sebuah persiapan yang tergesa-gesa dan terkesan seadanya membuat saya khawatir terhadap semuanya tidak akan dapat. Alhasil, karena faktor Bahasa Inggris saya kurang memenuhi syarat, maka saya gagal untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Saya memang sangat menyesal kenapa persiapan untuk mencapai angka TOEFL yang disyaratkan tersebut saya tidak serius berusaha, padahal saya yakin mampu menaklukannya. Sebenarnya peluang untuk melamar sebagai calon penerima beasiswa tersebut masih terbuka lebar pada 3 bulan berikutnya. Namun karena sudah patah arang saya sejenak melupakan impian sesaat tersebut dan fokus untuk mencari pekerjaan. Dengan kondisi sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan, ternyata saya mencoba-coba mencari informasi peluang beasiswa lain. Tetapi karena terlanjur muak dengan kata TOEFL maka saya tidak berusaha meningkatkan nilai TOEFL tersebut.
Masa penantian hampir 4 bulan menganggur dan tidak jelas menentukan arah kemana serta selalu mencoba semua peluang yang ada tanpa mempertimbangkannya secara matang akhirnya berkakhir. Tepat pada akhir bulan April 2011 saya dinyatakan diterima oleh sebuah perusahaan besar di bidang Agribisnis, PT. Astra Agro Lestari, Tbk. Setelah mendapat kabar tersebut, saya langsung mengabarkan kepada advisor saya di Jepang bahwa saya tidak jadi mencoba untuk melamar sebagai calon penerima beasiswa Monbukagusho program African and Asia Pasific (AAP) lewat jalur khusus dengan pertimbangan bahwa saya belum mampu menaklukan TOEFL dalam waktu yang singkat dan ingin berkarir.
Dari pengalaman saya ini, saya mengambil pelajaran yang bisa saya bagikan kepada orang banyak, diantaranya:
- Sedini mungkin kita harus bisa menentukan arah hidup ke depan dengan mempertimbangkan pengalaman orang lain, kemampuan dan kondisi pribadi, serta peluang yang ada. Jangan berpikir "nanti saja", harus lakukan sesegera mungkin agar nantinya kita tidak pusing.
- Maksimalkan peluang dengan mempersiapkan diri sematang mungkin dan jangan tergesa-gesa.
- 3Fokus pada tujuan dan jangan biarkan pendirian goyah pada kemungkinan lain serta jangan mencoba-coba membuka diri dan mencoba peluang lain tanpa adanya rasa keinginan dan minat yang kuat. Hilangkan kata-kata "iseng-iseng berhadiah". Karena kita hidup bukan untuk iseng semata tetapi mencari kehormatan diri baik di dunia maupun di akhirat.
Sunday, February 13, 2011
Rumitnya Birokrasi di Kantor Imigrasi
Beberapa waktu lalu, saya membuat paspor di kantor Imigrasi Jakarta Timur. Dalam cerita berikut ini menunjukkan berapa sulitnya untuk membuat sebuah paspor dengan cara yang legal. Berbeda sekali dengan para pejabat atau seorang Gayus Tambunan yang sangat mudah untuk membuat paspor bahkan dapat memalsukan sebuah identitas seseorang hanya karena mereka membayar jutaan bahkan hingga puluhan juta rupiah. Biaya pembuatan paspor sebenarnya adalah sebesar Rp. 200.000,- ditambah Rp. 12.000,- untuk biaya formulir pendaftaran, dan Rp. 55.000,- untuk biaya foto dan sidik jari.
Saturday, January 1, 2011
Flash back of my Education
Selama perjalanan panjang, akhirnya saya bisa lulus dari IPB dalam waktu 4.5 tahun. Topik skripsi saya sebagai syarat kelulusan adalah tentang Pemilihan Jensi Material Bedeng NFT dengan Menggunakan CFD. Sebuah teknologi yang mempergunakan software SolidWorks untuk memprediksi aliran fluida di dalam bedeng NFT. Bagaimana suhu dan kecepatan aliran nutrisi disimulasikan dengan CFD agar didapat suatu model yang optimal untuk ditanami oleh tanaman seperti tomat.